26 Jul 2009

Manusia harus bersabar dan ikhlas karena Allah dah punya rencana buat kita. cobaan dan ujian harus kita syukuri, dalam ujian itu kita bisa bertambah dewasa dan selalu mengingat namaNYA.
Kita bisa berharap mendapatkan segala sesuatu yang kita mau, tapi kalau yang kita harapkan itu menurut NYA bukanlah suatu hal yang terbaik buat kita, maka kita harus ikhlas ketika tidak berhasil mendapatkannya dan kita harus berusaha menerima kehendakNYA dengan penuh kesabaran. Aku yakin Allah akan menggantinya dengan sesuatu yang lebih baik dan terbaik buat kita.

3 Feb 2009

RENCANA

Sekarang aku menyadari bahwa manusia hanya bisa merencanakan seseuatu dan akhirnya Allah jua lah yang memutuskannya. apa yang aku anggap terbaik untuk ku mungkin dimata Allah tu adalah yang terburuk buatku. dan juga sebaliknya, apa yang aku benci ternyata bagiu Allah itu adalah terbaik buatku.
Dalam Al Qur'an dah dijelaskan bahwa jadikanlah shalat dan sabar sebagai penolongmu. ternyata sabar adalah suatu hal yang butuh perjuangan. Bagi orang yang beriman, kesabaran adalah suatu hal yang paling menyenangkan. semoga Qt mernjadi orang-orang yang selalu beriman. Amin.

Selama aku mengerjakan skripsi, banyak kejadian yang membuatku sadar bahwa hidup ini adalah perjuangan. Ketika kita berjuang untuk menjadi kuat maka akan semakin banyak cobaan yang akan datang sehingga kita kembali di tempa untuk menghadapi cobaan tersebut. ketika kita kalah, bukan berarti hidup hanya samapai disini saja. mungkin itu karena perjuangan kita belum maksimal dan kita masih saja menya-nyiakan waktu yang ada. kembalilah bangkit dan teruskanlah perjuangan yang tertunda.


By: puspa

1 Jan 2009

PERSAHABATAN KERANG DAN MUTIARA

Malam ini angin berhembus lembut, permukaan laut tenang, ada sedikit cahaya rembulan menerobos masuk ke dasar laut mana seekor kerang sedang duduk menikmati suasana temaram dan tenang.

Gelombang lembut di dasar laut sana membawa pasir-pasir menari mengikuti arus bermain.

Sebutir pasir masuk ke dalam tubuh kerang, membuat sang kerang kaget.

Heiii, siapakah kau gerangan, sang kerang bertanya.

Aku adalah pasir, gelombang lautlah yang membawa aku ketempatmu.

Siapakah kau ? tanya sang pasir.

Aku kerang, penghuni dasar lautan ini.

Demikianlah perkenalan sang kerang dengan butir pasir tersebut. Perkenalan tersebut pada awalnya hampa rasanya, mungkin hanya ibarat sebutir pasir besarnya. Sampai suatu saat, sang dewi rembulan melihat persahabatan yang hampa tersebut.

Sang dewi berkata, wahai kerang tidakkah kau dapat lebih mencurahkan rasa persahabatan mu pada butir pasir lembut tersebut, dia begitu kecil dan lembut. Mulai sekarang biar aku mengajarkan bagaimana rasa persahabatan itu agar hidupmu lebih berarti.

Dengan lembut sang dewi mengajarkan, tidak sia-sia apa yang diajakan sang dewi rembulan, persahabatan antara sang kerang dengan butir pasir lembut tersebut berbuah hasil. Ada canda, ada tawa, mereka berbagi masalah.

Persahabatan itu telah merubah butir pasir lembut tersebut menjadi sebutir mutiara muda yang berwarna putih. Warna putih tersebut merupakan warisan sang dewi rembulan kepada mereka.

Di suatu siang yang terik, pada saat mereka sedang berbagi rasa di dasar laut yang berselimut pasir putih.

Tiba-tiba mereka mendengar seruan ? hai sahabat, apa yang sedang kalian lakukan ?

Sang kerang menjawab "Siapa kah engkau gerangan? "

Wahai kerang tidakkah engkau mengenali aku ? aku Surya, dewa penguasa matahari yang menyinari seluruh bumi di siang hari.

Aku melihat persahabatanmu dan mutiara muda itu tulus sekali.

Sang kerang menjawab, itu merupakan hasil didikan dewi rembulan yang lembut dan penuh cinta kasih.

"Kalau begitu, biar aku lengkapi ajaran sang dewi, biar aku ajarkan kepada kalian tentang hangatnya cinta",jawab sang matahari. Seiring terbit dan tenggelamnya mentari, sang raja surya memupuk sang kerang dan mutiara muda dengan perasaan cinta. Jatuh cintalah sang kerang dengan mutiara muda itu. Mutiara muda itu sekarang menjadi sebutir mutiara putih bersih dan berkilau mewarisi sifat sang dewa surya, dan dibalut dengan cinta sang kerang, indah sekali.

Hidup sang kerang dan butir mutiara itu indah sekali, cinta mereka tulus, berbagai duka, suka, mereka lalui bersama. Tidak ada hari-hari seindah hari-hari yang mereka lalui. Suatu hari seekor ikan yang lewat berkata kepada sang butir mutiara "wahai mutiara elok, tahun depan Raja dari kerajaan di sebarang sana akan mengadakan pemilihan mutiara terindah, tidakkah kau tertarik untuk mengikutinya, rupamu elok, aku yakin raja akan memilihmu" kata sang ikan

"Benarkah begitu ?" tanya sang mutiara.

"Aku akan menyampaikan kabar gembira ini pada sang kerang kekasihku", sambung sang mutiara.

Mulai saat itu sang mutiara rajin mempercantik diri, sang kerang juga memberinya semangat dan dorongan. Namun sang kerang tidak menyadari, keinginan besar sang mutiara untuk menang telah merubah sikap sang mutiara.

Sampai suatu hari mutiara tersebut berkata kepada sang kerang "Wahai kekasihku kerang, perlombaan itu hampir tiba saatnya, aku ingin keluar sebagai pemenang, aku ingin mencapai cita-citaku, adalah lebih baik mulai saat ini kau menjadi temanku saja, bukan seorang kekasih. Aku ingin mencurahkan seluruh perhatianku untuk lomba itu, aku tidak mau terganggu".

Kata-kata tersebut melukai perasaan sang kerang, airmata jatuh?

"Kenapa kau melakukan ini padaku, aku menyayangimu dengan segenap hatiku, tidakkah engkau tahu perasaanku, aku memang tidak mudah mengungkapkan perasaanku, aku kaku laksana kulitku yang keras, tapi mengapa?"

"Kerang yang baik, untuk apa engkau menangis, aku akan tetap menjadi sahabatmu, aku tetap akan menjaga hubungan kita" kata sang mutiara

Akhirnya tiba waktu perlombaan tersebut, sang raja langsung jatuh hati kepada butir mutiara tadi.

"Inilah mutiara terindah yang pernah aku jumpai, aku memilihnya" kata sang
raja.

Akhirnya mutiara tersebut bersanding menjadi liontin sang raja. Setiap hari sang raja mengaguminya. Sang mutiara telah melupakan sang kerang, sang mutiara asik melayani sang raja.

Tinggallah sang kerang yang kembali duduk di keheningan di dasar laut sana, sepi, hampa hidup sang kerang itu. Setiap hari ia menunggu sang angin menyampaikan kabar dari sang mutiara, satu hari, dua hari, seminggu tidak ada kabar dari sang mutiara.

"Biarlah aku menitip pesanku pada sang angin untuk mutiaraku" pikir sang kerang.

"Wahai angin, sampaikan rasa rinduku pada mutiaraku yang ada di negeri seberang sana" pekik sang kerang. Sang angin menyampaikan pesan tersebut.

Namun apa kata sang mutiara indah "Angin, sampaikan kepada sang kerang, jangan ganggu aku, aku sibuk sekali melayani sang raja, dan sampaikan juga padanya untuk mencari mutiara lain saja".

Kabar ini membuat sang kerang sedih, namun dalam kesedihannya rasa sayang sang kerang terhadap sang mutiara mengalahkan rasa kecewanya,ia tetap berdoa pada Ilahi agar sang mutiara berbahagia.

Nah sahabat dalam kehidupan nyata ini banyak persahabatan yang berakhir dengan sebuah hubungan cinta, jika kedua belah pihak punya komitmen, dan mau menanggung duka dan suka bersama-sama, hubungan itu bisa berakhir dengan sebuah jenjang pernikahan yang suci. Namun bisa juga percintaan itu berakhir dengan sebuah permusuhan yang mengakibatkan kedua belah pihak atau salah satunya terluka, kalaupun cinta itu dapat berakhir lagi dengan sebuah persahabatan, percayalah rasa persahabatan itu akan lain, akan hambar.

Luka dari cinta itu Cuma bisa disembuhkan oleh waktu.

Apakah anda memilih menjadi kerang tersebut atau mutiara indah tersebut?

Terserah anda.


sumber: Cetivasi

Empat Jenis Obat untuk Orang Beriman yang Sedang Sakit



S
eorang anak muda. Ia telah berusaha memberikan dasar yang kokoh bagi keluarganya. Namun ia menemukan kekosongan di dasar sanubarinya. Ia dilanda kecemasan dan kehilangan arah hidup. Semakin hari situasinya semakin parah. Ia memutuskan untuk pergi ke dokter sebelum menjadi amat terlambat.

Setelah mendengarkan keluhannya, dokter memberikan empat bungkus obat sambil berpesan; "Besok pagi sebelum jam sembilan pagi engkau harus menuju pantai seorang diri sambil membawa ke empat bungkus obat ini. Jangan membawa buku atau majalah. Juga jangan membawa radio atau tape. Di pantai nanti anda membuka bungkusan obat sesuai dengan waktu yang tercatat pada bungkusannya, yakni pada jam sembilan, jam dua belas, jam tiga dan jam lima. Dengan mengikuti resep yang ada di dalamnya aku yakin penyakitmu akan sembuh."

Orang tersebut berada di antara percaya dan ragu akan resep yang diberikan dokter. Namun demikian pada hari berikutnya ia pergi juga ke pantai. Begitu tiba di pesisir pantai di pagi hari, sementara matahari pagi mulai muncul di ufuk timur dan laut biru memantulkan kembali sinarnya yang merah keemasan itu, sambil deru ombak datang silih berganti, hatinya dipenuhi kegembiraan yang amat dalam.

Tepat jam sembilan, ia membuka bungkusan obat yang pertama. Tapi tak ia dapati obat didalamnya, cuma secarik kertas dengan tulisan: "Dengarlah". Aneh bin ajaib, orang tersebut patuh pada apa yang diperintahkan. Ia lalu duduk tenang mendengarkan desiran angin pantai serta deburan gelombang yang memecah bibir pantai. Ia bahkan secra perlahan-lahan mampu mendengarkan setiap detak jantungnya sendiri yang menyatu dengan melodi musik alam di pantai itu. Telah begitu lama ia tak pernah duduk dan menjadi sungguh tenang seperti hari ini. Ia terlampau sibuk dengan usahanya. Saat ini ia merasa seakan-akan jiwanya dibasuh bersih.

Jam dua belas tepat. Ia membuka bungkusan obat yang kedua. Tentu seperti halnya bungkusan yang pertama, tak ada obat yang didapati kecuali selembar kertas bertulis; "Mengingat". Ia beralih dari mendengarkan musik pantai yang indah dan nyaman itu dan perlahan-lahan mengingat setiap jejak langkahnya sendiri sejak kanak-kanak. Ia mengingat masa-masa sekolahnya dulu, mengingat kedua orang tuanya yang senantiasa memancarkan kasih di wajah mereka. Ia juga mengingat semua teman yang ia cintai dan tentu juga mencintainya. Ia merasakan ada segumpal kekuatan dan kehangatan hidup memancar dari dasar bathinnya.

Ketika ia membuka bungkusan ketiga saat waktu menunjukan jam tiga tepat, ia menemukan secarik kertas dengan tulisan: "Menimbang dan menilai motivasi". Ia memejamkam mata, memusatkan perhatiannya untuk menilai kembali niat pertama ketika ia membangun usahanya. Saat itu yang menjadi inspirasi utama ia membuka usahanya adalah secara gigih bekerja untuk melayani kebutuhan sesamanya. Namun ketika usahanya kini telah memperoleh bentuknya, ia lupa hal ini dan hanya berpikir tentang keuntungan yang bakal diperoleh. Keuntungan kini menjadi penguasa dirinya, ia telah berubah menjadi manusia yang egoistis, serta lupa memperhatikan nasib orang lain. Ia kini seakan telah mampu melihat akar penyakitnya sendiri, ia menemukan alasan yang senantiasa membuatnya cemas.

Ketika matahari telah hilang dan bentangan laut berubah merah, ia membuka bungkusan obatnya yang terakhir. Di sana tertulis: "Tulislah segala kecemasanmu di bibir pantai". Ia menuju bibir pantai, lalu menuliskan kata "Cemas". Ombak datang serentak dan menghapus apa yang baru dituliskannya. Bibir pantai seakan disapu bersih, kata "Cemas" yang baru ditulisnya hilang ditelan ombak.

Siapakah tokoh utama dalam kisah di atas tersebut?. Mungkin saya, mungkin pula anda. Pernahkah saya secara tulus mendengarkan bahasa bathin sendiri? Atau pernahkah saya mengingat segala yang manis maupun pahit yang terjadi di masa silam namun telah membentuk siapa saya saat ini? Apa yang menjadi motivasi utama hidup saya hari ini dan besok, dan apa kecemasan saya?

Sumber: Felicite Angela

Warna Persahabatan

Aku dapet tulisan yang menarik tentang Persahabatan dari email so, aku tulis di sini aja....

Di suatu masa warna-warna dunia mulai bertengkar Semua menganggap dirinyalah yang terbaik yang paling penting yang paling bermanfaat yang paling disukai HIJAU berkata:"Jelas akulah yang terpenting. Aku adalah pertanda kehidupan dan harapan. Aku dipilih untuk mewarnai rerumputan, pepohonan dan dedaunan. Tanpa aku, semua hewan akan mati. Lihatlah ke pedesaan, aku adalah warna mayoritas..."


BIRU menginterupsi: "Kamu hanya berpikir tentang bumi, pertimbangkanlah langit dan samudra luas. Airlah yang menjadi dasar kehidupan dan awan mengambil kekuatan dari kedalaman lautan. Langit memberikan ruang dan kedamaian dan ketenangan. Tanpa kedamaian, kamu semua tidak akan menjadi apa-apa"

KUNING cekikikan: "Kalian semua serius amat sih? Aku membawa tawa, kesenangan dan kehangatan bagi dunia. Matahari berwarna kuning, dan bintang-bintang berwarna kuning. Setiap kali kau melihat bunga matahari, seluruh dunia mulai tersenyum. Tanpa aku, dunia tidak ada kesenangan."

ORANYE menyusul dengan meniupkan trompetnya: "Aku adalah warna kesehatan dan kekuatan. Aku jarang, tetapi aku berharga karena aku mengisi kebutuhan kehidupan manusia. Aku membawa vitamin-vitamin terpenting. Pikirkanlah wortel, labu, jeruk, mangga dan pepaya. Aku tidak ada dimana-mana setiap saat, tetapi aku mengisi lazuardi saat fajar atau saat matahari terbenam. Keindahankubegitu menakjubkan hingga tak seorangpun dari kalian akan terbetik di pikiran orang."

MERAH tidak bisa diam lebih lama dan berteriak: "Aku adalah Pemimpin kalian. Aku adalah darah - darah kehidupan! Aku adalah warna bahaya dan keberanian. Aku berani untuk bertempur demi suatu kausa. Aku membawa api ke dalam darah. Tanpa aku, bumi akan kosong laksana bulan. Aku adalah warna hasrat dan cinta, mawar merah, poinsentia dan bunga poppy."

UNGU bangkit dan berdiri setinggi-tingginya ia mampu: Ia memang tinggi dan berbicara dengan keangkuhan. "Aku adalah warna kerajaan dan kekuasaan. Raja, Pemimpin dan para Uskup memilih aku sebagai pertanda otoritas dan kebijaksanaan. Tidak seorangpun menentangku. Mereka mendengarkan dan menuruti kehendakku." Akhirnya

NILA berbicara lebih pelan dari yang lainnya, namun dengan kekuatan niat yang sama: "Pikirkanlah tentang aku. Aku warna diam. Kalian jarang memperhatikan daku, namun tanpaku kalian semua menjadi dangkal. Aku merepresentasikan pemikiran dan refleksi, matahari terbenam dan kedalaman laut. Kalian membutuhkan aku untuk keseimbangan dan kontras, untuk doa dan ketentraman batin."

Jadi, semua warna terus menyombongkan diri, masing-masing yakin akan superioritas dirinya.
Perdebatan mereka menjadi semakin keras. Tiba-tiba, sinar halilitar melintas membutakan.
Guruh menggelegar. Hujan mulai turun tanpa ampun. Warna-warna bersedeku bersama ketakutan,
berdekatan satu sama lain mencari ketenangan.

Di tengah suara gemuruh, hujan berbicara:
"WARNA-WARNA TOLOL, kalian bertengkar satu sama lain, masing-masing ingin mendominasi yang lain. Tidakkah kalian tahu bahwa kalian masing-masing diciptakan untuk tujuan khusus,
unik dan berbeda? Berpegangan tanganlah dan mendekatlah kepadaku!" Menuruti perintah, warna-warna berpegangan tangan mendekati hujan, yang kemudian berkata:

"Mulai sekarang, setiap kali hujan mengguyur, masing-masing dari kalian akan membusurkan diri sepanjang langit bagai busur warna sebagai pengingat bahwa kalian semua dapat hidup bersama dalam kedamaian.

Pelangi adalah pertanda Harapan hari esok."
Jadi, setiap kali HUJAN deras menotok membasahi dunia,
dan saat Pelangi memunculkan diri di angkasa marilah kita
MENGINGAT untuk selalu MENGHARGAI satu sama lain.
MASING-MASING KITA MEMPUNYAI SESUATU YANG UNIK KITA SEMUA DIBERIKAN KELEBIHAN UNTUK MEMBUAT PERUBAHAN DI DUNIA DAN SAAT KITA MENYADARI PEMBERIAN ITU, LEWAT KEKUATAN VISI KITA,
KITA MEMPEROLEH KEMAMPUAN UNTUK MEMBENTUK MASA DEPAN ....

Persahabatan itu bagaikan pelangi:

Merah bagaikan buah apel, terasa manis di dalamnya.
Jingga bagaikan kobaran api yang tak akan pernah padam.
Kuning bagaikan mentari yang menyinari hari-hari kita.
Hijau bagaikan tanaman yang tumbuh subur.
Biru bagaikan air jernih alami.
Ungu bagaikan kuntum bunga yang merekah.
Nila-lembayung bagaikan mimpi-mimpi yang mengisi kalbu

Persahabatan Sejati Ala Rasulullah SAW

Waktu cari-cari bahan buat skripsi, eh aku malah nemu tulisan yang bagus banget. aku pengen temen-temen bisa baca dan bisa memahaminya.

Persahabatan sejati

Dalam persaudaraan atau persahabatan sejati, hubungan terjalin demi kebaikan. Karena kebaikan merupakan sesuatu yang tidak berubah-ubah, hubungan mereka yang diikat secara begini tidak akan tergoyahkan. Kasih sayang mereka berlangsung abadi, tidak sementara. Motivasinya kebaikan.

Bagi para pemburu kebaikan, sedikit saja kenikmatan sudah mencukupi. Ibaratnya, kenikmatan itu bukan makanan, melainkan bumbu masak yang menyedapkan makanan dengan porsi yang pas. Apabila bumbunya lebih dari cukup atau terlalu banyak, maka makanan itu malah bisa menjadi kurang atau tidak lezat lagi. Kalo lomboknya terlalu pedas, maka bisa-bisa mulut dan perut ‘terbakar’.

Namun, hik…hik…Sedikit sekali orang yang cukup peka untuk menyadari sejauh mana kelezatan itu sudah mencukupi. Banyak orang berburu kenikmatan yang tidak pernah terpuaskan. Tak sedikit om-om atau kakek-kakek yang “maaf” ‘doyan daun muda’. Tak sedikit pencinta yang memanfaatkan kekasih untuk kepentingannya sendiri. Tak banyak manusia yang menjalin talii ukhuwah dengan lawan jenis seperti antara Rasulullah SAW dan Ummu Sulaim r.a :

Dari Anas r.a dikatakan, Ummu Sulaim menggelar tikar dirumahnya untuk Nabi SAW, lalu beliau tidur suang diatasnya. Ketika Nabi SAW tidur, Ummu Sulaim mengambil keringat dan rambut beliau, kemudian mengumpulkannya dalam suatu bejana, menyatukannya dengan wewangian. Lalu ia memasukkannya ke dalam botol-botol kecil. Kemudian Nabi SAW bertanya, “Wahai Ummu Sulaim!! Apa itu??” Ia menjawab, “Keringatmu”. Aku mencampurkannya dengan minyak wangiku. (HR. Bukhari & Muslim)

Dari Anas r.a dikatakan, Nabi SAW setiap kali lewat di dekat Ummu Sulaim, beliau singgah menemuinya. Nabi SAW tidak secara rutin memasuki rumah di Madinah selain rumah Ummu Sulaim dan rumah istri-istri beliau. Ketika ditanya hal tersebut, Nabi SAW menjawab, “Sesungguhnya aku menyayanginya, [lagi pula] saudaranyaterbunuh [mati syahid] sewaktu bersamaku” (HR. Bukhari & Muslim)

kata orang tentang sahabat



Lihat Kartu Ucapan Lainnya
(KapanLagi.com)